28 Juni 2009

Probiotik Untuk Ternak Sapi


Nur Ayu Fitriah
0710510008



Probiotik Untuk Ternak Sapi




Tuesday, 30 November 1999 00:00
Salah satu solusi untuk meningkatkan dan menjaga produktivitas ternak dengan memaksimumkan pasokan nutrien kepada ternak yang optimal sesuai dengan genetiknya, dengan menambahkan bahan pakan aditif berupa PROBIOTIK, vitamin, mineral makro dan MINERAL MIKRO untuk dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas serta menjaga kesehatan ternak dari infeksi saluran pencernaan.

Pendahuluan

Perkembangan peternakan di Indonesia khususnya peternakan sapi dari tahun-ketahun masih belum menggembirakan. Produksi daging, susu, dan bakalan sampai saat ini belum dapat memenuhi permintaan kebutuhan untuk beberapa daerah. Hal ini berdampak pada tingginya nilai impor bakalan untuk penggemukan 141,7 ribu ekor, impor susu 107,86 ribu ton untuk konsumsi, impor daging 42,02 ribu ton dan impor induk untuk bibit 6,5 ribu ekor (BPS, 2003).

Salah satu upaya untuk menurunkan angka impor dan menuju swasembada daging dan susu diperlukan peningkatan produktivitas dan kualitas ternak. Dampak dari tercapainya swasembada daging dan susu akan meningkatkan taraf kesejahteraan dan kesehatan penduduk.

Peningkatan produktivitas ternak merupakan fungsi dari ketersediaan pakan dan kualitasnya secara kontinu sepanjang tahun. Terganggunya ketersedian pakan ternak tidak akan meningkatkan pertambahan bobot badan, penurunan kualitas produksi susu segar bahkan sampai menurunkan bobot badan harian. Penurunan kualiats produksi sangat berpengaruh pada keuntungan, sebab biaya produksi tetap harus dikeluarkan oleh peternak, sehingga peternak dengan perlahan akan mengalami kerugian.

Salah satu solusi untuk meningkatkan dan menjaga produktivitas ternak dengan memaksimumkan pasokan nutrien kepada ternak yang optimal sesuai dengan genetiknya, dengan menambahkan bahan pakan aditif berupa PROBIOTIK, vitamin, mineral makro dan MINERAL MIKRO untuk dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas serta menjaga kesehatan ternak dari infeksi saluran pencernaan.

Probiotik dan Mineral Organik

Probiotik merupakan pakan aditif berupa mikroba hidup yang dapat meningkatkan keseimbangan dan fungsi pencernaan hewan inang, memanipulasi mikroflora saluran pencernaan untuk tujuan peningkatan kondisi kesehatan serta meningkatkan produktivitas ternak.

Bahan pakan aditif lainnya adalah MINERAL ORGANIK yang mempunyai ketersediaan biologis lebih baik dan toksisitas lebih rendah dibanding dengan mineral anorganik. Salah satu mineral yang dibutuhkan adalah kromium (Cr), Zinc (Zn), dan Selenium (Se) harus ditambah lagi mineral lainnya yang berperan dalam masuknya glukosa ke dalam sel. Pada sapi perah, Cr akan meningkatkan masuknya glukosa ke dalam sel kelenjar ambing sehingga akan meningkatkan kadar laktosa dan meningkatkan produksi susu. Pada sapi pedaging dan pedet, peningkatan glukosa ke dalam sel akan memberikan energi tambahan bagi metabolisme tubuh, sehingga pertumbuhan menjadi lebih baik dan menurunkan persentase lemak karkas.

Produk probiotik ini telah memenuhi beberapa persyaratan yaitu :

  1. mengandung mikroorganisme hidup
  2. stabil dalam penyimpanan
  3. mampu bertahan hidup sampai saluran pencernaan
  4. memberikan pengaruh yang menguntungkan ternak : laju pertumbuhan, meningkatkan efesiensi pakan, meningkatkan produksi dan kesehatan ternak.
Hasil

Percobaan in vivo pemberian probiotik terbukti dapat meningkatkan :

1) konsumsi BK,BO,EB

2) kecernaan BK,BO,EB

3) ADG 1.13 kg/h/e

4) produksi susu 1-2 lt/h/e

5) Efesiensi ransum

6) populasi bakteri rumen, selulolitik, asam laktat dan fungi

7) pH rumen stabil

Info selanjutnya lihat di brosur File PDF

17 Juni 2009

ENZIM









ENZIM


Faiqoh

0710520002

Teknologi dan industri hasil petrnakan

Universitas brawijaya

Malang

Rabu, 17 juni 2009

Apa Enzim ??????

Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis di dalam tubuh makluk hidup.Enzim merupakan komponen penting yang diperlukan untuk proses pencernaan dan penyerapan makanan. Tanpa bantuan enzim,semua bahan makanan tidak akan diserap secara maksimal oleh tubuh. Maka itu,jangan sekali-kali meremehkan pentingnya peran enzim bagi tubuh kita.

Enzim dapat bertindak sebagai katalis, yaitu dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia tetapi tidak berubah dalam reaksi kimia tersebut. Molekul yang bereaksi di dalam suatu reaksi yang di katalisis oleh enzim disebut substrat, dan molekul yang dihasilkan disebut produk.

Enzim dibuat didalam sel-sel hidup. Sebagian enzim bekerja didalam sel yang disebut enzim intraseluler. Contoh enzim intraseluler yaitu : katalase, yang memecah senyawa berbahaya , seperti, H2O2 (hydrogen peroksida ) di dalam sel-sel hati. Sedangkan enzim ekstraseluler yaitu enzim yang di buat di dalam sel tapi dikeluarkan di dalam sel untuk melakukan fungsinya atau tugasnya. Contohnya : enzim pencernaan, amylase memecah amilum menjadi maltosa.

Enzim tersusun dari komponen protein yang disebut apoenzim. Tapi ada enzim yang tidak memerlukan komponen non protein untuk membantu aktivitas enzim yang disebut kofaktor. Kofaktor beberapa enzim berupa ion anorganik. Kofaktor ion organik koenzim, sedangkan enzim yang terkait dengan kofaktor haloenzim. Adapun jenis kofaktor yang membantu aktivitas enzim yaitu:

  1. ion-ion anorganik

yaitu ion yang dapat membantu fungsi enzim lebih efektif

b. gugus prostetik

yaitu yang berperan dalam memberi kekuatan tambahan terhadap kerja enzim. Gugus ini terdiri dari molekul-molekul organic yang terkait dengan enzim contohnya heme, terdiri dari katalase,peroksidase,dan sitokrom oksidase (terlibat dalam respirasi seluler).

c. koenzim

kofaktor ini berperan dalam memindahkan gugus kimia,atom,atau elektron dari satu enzim ke enzim yang lain. Beberapa koenzim adalah vitamin atau turunan vitamin. Contohnya NAD+ (Nicotinamide Adenine Dinukleotida). Enzim penting dalam respirasi seluler

Apa fungsi enzim .???

A Fungsi enzim

enzim berfungsi sebagai katalis, yaitu mengubah kecepatan reaksi tanpa ikut bereaksi. Maksudnya tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi.

B. peranan enzim

Enzim berperan sebagai katalisator, yang mempunyai sifat sebagai berikut :

a.Enzim adalah protein, kerja enzim seperti sifat protein. Yaitu membutuhkan kondisi lingkungan (suhu, PH, Konsentrasi ion, dsb)yang sesuai. Lingkungan yang tidak cocok menyebabkan enzim rusak.

b.Enzim bekerja spesifik atau khusus

Tiap enzim hanya dapat bekerja untuk mengatalis reaksi yang spesifik. Sehingga hanya dapat bekerja untuk subtratnya yang cocok.

c.Enzim hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.

Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit karena karena enzim yang berjumlah sedikit dapat meningkatkan kecepatan reaksi secara hebat.

d.Enzim dapat bekerja secara bolak balik.

Enzim tidak mempengaruhi arah reaksi, sehingga bekerja secara bolak balik. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain. Enzim juga dapat menyusun senyawa menjadi senyawa tertentu.

e.Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, PH, aktivator (pengaktif) dan inhibitor (penghambat), serta konsentrasi enzim dan subtrat.

C.Penggolongan enzim

Enzim digolongkan menjadi 6 berdasarkan atas reaksi kimia dimana enzim memegang peranan. Enam golongan tersebut adalah:

1. Oksidoreduktase

2. Transferase

3. Hidrolase

4. Liase

5. Isomerase

6. Ligase

Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dijelaskan tiap-tiap golongan.

  1. Oksidoreduktase

Yang termasuk dalam golongan ini dapat di bagi dalam 2 bagian yaitu, dehidrogonase dan oksidase.

Dehidrogonase bekerja pada reaksi-reaksi dehidrogonase yaitu reaksi pengambilan atom hidrogen dari satu senyawa (donor). Contohnya: alkohol dehidrogonase disini alkohol sebagai donor hidrogen sedangkan senyawa yang menerima hidrogen adalah suatu koenzim.

Enzim oksidase juga bekerja sebagai katalis pada reaksi pengambilan hidrogen daru suatu subtrat. Contoh: Enzim glukosa oksidase bekerja sebagai katalis pada reaksi oksidase glukosa menjadi asam glukonat.

2. Transferase

enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa ke senyawa lain. Contoh enzimnya adalah:metiltsasferase,hidroksimetiltransferase,karboksilttransferase, asiltrasferase, dan amino transferase atau disebut juga transaminase.

  1. Hidrolase

Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Ada 3 jenis hidrolase yaitu yang memecah ikatan ester, glikosida, dan peptida.

Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi pemecahan molekul protein dengan cara hidrolisis disebut enzi proteolit.

  1. Liase

Enzim ini mempunyai peranan penting dalam reaksi pemisahan suatu gugus dari suatu subtrat atau sebaliknya. Contohnya: enzim dekarboksilase, aldolase, hidratase.

Piruvat dekarboksilase adalah enzim yang bekerja pada reaksi dekarboksilase asam piruvat dan menghasilkan aldehida.

5 Isomerase

golongan enzim ini bekerja pada reaksi perubahan intramolekuler, misalnya reaksi perubahan glukosa menjadi fruktosa, perubahan senyawa L menjadi senyawa D, senyawa sis menjadi senyawa trans dan lain-lain.

6 Ligase

Enzim pada golongan ini bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua molekul. yang Oleh karenanya, enzim-enzim tersebut juga dinamakan sintetase. Contoh enzim golongan ini yaitu: glutamin sintetase dan piruvat karboksilase.Enzim glutamin sintetase terdapat dalam otak dan mata merupakan katalis dalam reaksi pembentukan glutamin dari asam glutamat.

D. Metabolisme

Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia didalam organisme dan sel.

Berdasarkan tujuannya, metabolisme dibedakan menjadi dua yaitu: katabolisme dan anabolisme.

Katabolisme adalah: rangkaian reaksi kimia yang subtrat awalnya adalah molekul besar dan produk akhirnya adalah molekul kecil.Intinya untuk pembongkaran atau penguraian suatu molekul. Biasanya katabolisme bersifat eksergonik (menghasilkan energi ).

Katabolisme mempunyai 2 fungsi:

1.menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain

2. menyediakan energi kimia yang di butuhkan untuk melakukan aktifitas kehidupan baik tingkat seluler maupun individu.

Anabolisme adalah: Rangkaian reaksi kimia yang subtrat awalnya adalah molekul kecil dan produk akhirnya adalah molekul besar.bisa dikatakan anabolisme adalah reaksi yang bertujuan untuk penyusunan atau sintesis molekul. Jadi enzim juga ikut berperan dalam dalam metabolisme yaitu sebagai katalis metabolisme di dalam sel.


PANJIE PURWO BHINTORO

0710510076

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

Pakan Ternak

Juni 10, 2009 pada 7:08 am (Ternak)

Topik: Pakan, Ternak

SEJARAH SINGKAT

Ternak-ternak dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga/diambil hasilnya dengan cara mengembangbiakkannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Pakan yang sering diberikan pada ternak kerja antara lain berupa: hijauan dan konsentrat (makanan penguat).

SENTRA PETERNAKAN

Selama ini produksi pakan ikan alami dilakukan oleh pengusaha pembenihan ikan/udang dalam satu unit pembenihan, atau oleh Balai Budidaya milik Pemerintah. Sementara ini sentra produksi pakan ikan buatan berada di Jawa.

J E N I S

1) Hijauan Segar

Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman bijibijian/ jenis kacang-kacangan.Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di daerah tropis meskipun sering dipotong/disengut langsung oleh ternak sehingga menguntungkan para peternak/pengelola ternak. Hijauan banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan dalam menghasilkan energi.

a. Rumput-rumputan

Rumput Gajah (Pennisetum purpureum), rumput Benggala (Penicum maximum), rumput Setaria (Setaria sphacelata), rumput Brachiaria (Brachiaria decumbens), rumput Mexico (Euchlena mexicana) dan rumput lapangan yang tumbuh secara liar.

b. Kacang-kacangan: lamtoro (Leucaena leucocephala), stylo (Sty-losantes guyanensis), centro (Centrocema pubescens), Pueraria phaseoloides, Calopogonium muconoides dan jenis kacang-kacangan lain.

c. Daun-daunan: daun nangka, daun pisang, daun turi, daun petai cina dll.

2) Jerami dan hijauan kering

Termasuk kedalam kelompok ini adalah semua jenis jerami dan hijauan pakan ternak yang sudah dipotong dan dikeringkan. Kandungan serat kasarnya lebih dari 18% (jerami, hay dan kulit biji kacang-kacangan).

3) Silase

Silase adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam bentuk segar biasanya berasal dari tanaman sebangsa padi-padian dan rumput-rumputan.

4) Konsentrat (pakan penguat)

Contoh: dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral.

MANFAAT

1) Sumber energi

Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi

dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:

a. Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)

b. Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)

c. Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)

d. Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala dan rumput setaria).

2) Sumber protein

Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).

Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:

a. Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)

b. Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero

c. Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).

3) Sumber vitamin dan mineral

Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

5.1. Kebutuhan Pakan

Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot badannya. Maka, setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula.Rekomendasi yang diberikan oleh Badan Penelitian Internasional (National Research Council) mengenai standardisasi kebutuhan ternak terhadap pakan dinyatakan dengan angka-angka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia. Rekomendasi tersebut dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan kebutuhan nutrisi ternak ruminansia, yang akan dipenuhi oleh bahan-bahan pakan yang sesuai/bahan-bahan pakan yang mudah diperoleh di lapangan.

5.2. Konsumsi Pakan

Ternak ruminansia yang normal (tidak dalam keadaan sakit/sedang berproduksi), mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok. Kemudian sejalan dengan pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkannya, konsumsi pakannya pun akan meningkat pula.Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi ternak itu sendiri).

a) Temperatur Lingkungan

Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan yang sesuai dengan kehidupannya, baik dalam keadaan sedang berproduksi maupun tidak. Kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi dan erat kaitannya dengan kondisi ternak yang bersangkutan yang meliputi jenis ternak, umur, tingkat kegemukan, bobot badan, keadaan penutup tubuh (kulit, bulu), tingkat produksi dan tingkat kehilangan panas tubuhnya akibat pengaruh lingkungan.

Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya menurun sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun. Sebaliknya, pada temperatur lingkungan yang lebih rendah, ternak akan membutuhkan pakan karena ternak membutuhkan tambahan panas. Pengaturan panas tubuh dan pembuangannya pada keadaan kelebihan panas dilakukan ternak dengancara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.

b) Palatabilitas

Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya.

Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik dan mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi.

c) Selera

Selera sangat bersifat internal, tetapi erat kaitannya dengan keadaan “lapar”. Pada ternak ruminansia, selera merangsang pusat saraf (hyphotalamus) yang menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha mengatasi kondisi ini dengan cara mengkonsumsi pakan. Dalam hal ini, kadang-kadang terjadi kelebihan konsumsi (overat) yang membahayakan ternak itu sendiri.

d) Status fisiologi

Status fisiologi ternak ruminansia seperti umur, jenis kelamin, kondisi tubuh (misalnya bunting atau dalam keadaan sakit) sangat mempengaruhi konsumsi pakannya.

e) Konsentrasi Nutrisi

Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah.

f) Bentuk Pakan

Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan yang dibuat pellet atau dipotong) daripada hijauan yang diberikan seutuhnya. Hal ini berkaitan erat dengan ukuran partikel yang lebih mudah dikonsumsi dan dicerna. Oleh karena itu, rumput yang diberikan sebaiknya dipotong-potong menjadi partikel yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm.

g) Bobot Tubuh

Bobot tubuh ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya. Makin tinggi bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Meskipun demikian, kita perlu mengetahui satuan keseragaman berat badan ternak yang sangat bervariasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengestimasi berat badannya, kemudian dikonversikan menjadi “berat badan metabolis” yang merupakan bobot tubuh ternak tersebut. Berat badan ternak dapat diketahui dengan alat timbang. Dalam praktek di lapangan, berat badan ternak dapat diukur dengan cara mengukur panjang

badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat badan diukur dengan menggunakan formula:Berat badan = Panjang badan (inci) x Lingkar Dada2 (inci) / 661

Berat badan metabolis (bobot tubuh) dapat dihitung dengan cara meningkatkan berat badan dengan nilai 0,75

Berat Badan Metabolis = (Berat Badan)0,75

h) Produksi

Ternak ruminansia, produksi dapat berupa pertambahan berat badan (ternak potong), air susu (ternak perah), tenaga (ternak kerja) atau kulit dan bulu/wol. Makin tinggi produk yang dihasilkan, makin tinggi pula kebutuhannya terhadap pakan. Apabila jumlah pakan yang dikonsumsi (disediakan) lebih rendah daripada kebutuhannya, ternak akan kehilangan berat badannya (terutama selama masa puncak produksi) di samping performansi produksinya tidak optimal.

5.3. Kandungan Nutrisi Pakan Ternak

Setiap bahan pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja kita berikan kepada ternak maupun yang diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi yang konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan bahan pakan tersebut yang secara kompak akan mempengaruhi tekstur dan strukturnya. Unsur nutrisi yang terkandung di dalam bahan pakan secara umum terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin. Setelah dikonsumsi oleh ternak, setiap unsur nutrisi berperan sesuai dengan fungsinya terhadap tubuh ternak untuk mempertahankan hidup dan berproduksi secara normal. Unsur-unsur nutrisi tersebut dapat diketahui melalui proses analisis terhadap bahan pakan yang dilakukan di laboratorium. Analisis itu dikenal dengan istilah “analisis proksimat”.

5.4. Peralatan Pembuatan Pakan Ternak

1) Macam-Macam Silo

Silo dapat dibuat dengan berbagai macam bentuk tergantung pada lokasi, kapasitas, bahan yang digunakan dan luas areal yang tersedia. Beberapa silo yang sudah dikenal adalah:

a. Pit Silo: silo yang dirancang berbentuk silindris (seperti sumur) dan di bangun di dalam tanah.

b. Trech Silo: silo yang dibangun berupa parit dengan struktur membentuk huruf V.

c. Fench Silo: silo yang bentuknya menyerupai pagar atau sekat yang terbuat dari bambu atau kayu.

d. Tower Silo: silo yang dirancang membentuk sebuah menara menjulang ke atas yang bagian atasnya tertutup rapat.

e. Box Silo: silo yang rancangannya berbentuk seperti kotak.

yang sangat mungkin dikembangkan.

7. DAFTAR PUSTAKA

1) Kartadisastra, H.R. (1997). Penyediaan & Pengelolaan Pakan ternak Ruminansia (Sapi, Kerbau, Domba, Kambing). Yogyakarta, Kanisius

2) Budi Pratomo (1986). Cara Menyusun ransum ternak. Poultri Indonesia.

3) Suara Karya, 3 Maret 1992. Mengenal Pakan Ternak Jenis Unggul.

4) Neraca, 6 Juni 1991. Jenis Pakan Yang Cocok Untuk Ternak.

5) Suara Karya, 19 Januari 1993. Memanfaatkan Sisa Pakan.

6) Suara Karya, 2 Juni 1992. Silase, Pakan Ternak Musim Kemarau.

7) Neraca, 1 Juli 1991. Pemgolahan Jerami Menjadi Pakan Yang Disukai ternak.

Pikiran Rakyat, 21 Mei 1990. Perlakuan Khusus Terhadap Biji-bijian Bahan Pakan Ternak.

9) Neraca, 20 juli 1990. Pembuatan Hijauan Makanan Ternak.

10) Suara Karya, 15 September 1992. Cara Menanam Rumput Gajah.

11) Kedaulatan Rakyat, 21 Juni 1990. Prospek Industri Makanan Ternak Limbah Coklat di Wonosari Cerah.